Minggu, 01 Desember 2013

Resensi Negeri 5 Menara


"Para Pencari Tujuan dan Impian"



 
Judul Novel: Negeri 5 Menara
Pengarang : A. Fuadi
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Agustus 2010
Kota Terbit : Jakarta
Jumlah Halaman : 424 hal



      Apa pandangan kalian terhadap sekolah pesantren? atau bagaimana jika kalian menjadi seorang siswa atau santri di pesantren dengan tingkat kedesiplinan yang sangat ketat, dan kalian pun harus jauh dari orang tua. Mungkin kalian akan beranggapan sekolah itu seperti penjara untuk anak remaja zama sekarang, dan mungkin kalian berpikir tidak akan pernah masuk sekolah seperti itu atau bahkan berpikir tidak akan pernah mengijakkan satu kaki pun. Tetapi novel Negeri 5 Menera  ini memiliki cerita yang berbeda tentang sekolah pesantre. Novel ini adalah karya seorang penulis yang bernama A.Fuadi, sebenarnya dia adalah tokoh utama dalam novel ini,tetapi namanya diganti menjadi Alif Fikri dan dia bersekolah di pesantren di daereh ponorogo, Jawa Timur yang bernama Pondok Pesantren Moderen Gontor, yang kemudian nama pesantren ini di ganti menjadi Pondok Madani (PM).

      Dalam novel ini, seorang Alif Fikri adalah anak yang terlahir di dalam keluarga yang serba sederhana, di daerah Sumatra Barat. Dan rumahnya terletak dekat dengan Danau Maninjau. Sebelum ia bersekolah di pesantren ia memiliki sahabat yang bernama Randai. Randai adalah seorang sahabat dekat Alif saat  bersekolah di SMP, yang kemudian meraka harus berpisah karena amak dari Alif, ingin anak laki-lakinya bersekolah di sekolah agama dan amaknya berharap suatu saat anak laki-lakinya menjadi seorang pemimpin atau pemuka agama di masa depan seperti Buya Hamka. Tetapi keinginan amaknya itu sangat berbeda dengan impian dan tujuan Alif, karena Alif ingin mengikuti jejak Pak Habibie dan bersekolah di SMA biasa dan melajutkan kuliah. Akhirnya setelah Alif berselisih dengan amaknya, Alif pun hanya bisa memendam impiannya itu dan harus bersekolah di Pondok Madani (PM).

      Saat Alif tiba di PM ia bertemu dan berkenalan dengan teman-teman dari berbagai daerah, yang kemudian ia memiliki lima sahabat. Mereka adalah Baso, Raja, Atang, Dulmajid, dan Said. Meraka berlima dari berbagai macam daerah, dan tentunya memiliki sifat yang berbeda. Dimulai dari Baso, dia berasal dari Gowa, Sulawesi. Dan alasan dia masuk PM adalah karena ingin menjadi penghafal serta mendalami Al-qur'an. Selanjutnya adalah Raja, dia dari Sumatera, hobinya adalah membaca kamus, karena ingin sekali mempelajari bahasa inggris ataupan bahasa arab , dan sama seperti Baso, ia juga memiliki otak yang cerdas diatas rata-rata, dan sifatnya yang kekeh terhadap pendirian. Kemudian yang ketiga adalah Atang dari Bandung, selanjutnya yang keempat adalah Dulmajid dari daerah Sumenep, dan yang terakhir adalah Said dari Modjokerto, seorang said memiliki postur yang tinggi dan hobinya adalah bermain sepak bola, dan ia sering sekali dijadikan pemain inti dalam sebuah tim PM. Kemudian kisah di PM pun dimulai, dan mereka berlima selalu bersama dalam sedih maupun senang, hingga mereka disebut sebagai shahibul menara, karena sering menghasbiskan waktu sore di dekat menara masjid. Dari sekolah inilah mereka banyak belajar dan mendapatkan berbagai pengalaman yang sama sekali belum pernah meraka rasakan sebelumnya, dari yang awalnya entah apa tujuan sebenarnya besekolah di PM, hingganakhirnya mereka memiliki impian masing-masing dan sama-sama berusaha untuk mewujudkannya.

      Novel ini memiliki kelemahan dan kelibihan, menurut saya kelemahannya adalah cerita awalnya yang rada membosankan, dan jenis huruf yang digunakan mungkin kurang enak untuk dibaca. Dan kelebihan novel dari karya seorang A.Fuadi ini adalah, cerita yang disajikan berdasarkan kisah nyata dan pengalaman pribadinya, sehingga bisa ketagihan saat membacanya, dan dari cover bukunya juga sangat menarik. Selanjutnya manfaat dari membaca novel ini adalah dapat mengubah pandangan orang terhadap sekolah agama, serta ceritanya yang dapat menginspirasi dan memotivasi orang banyak, terutama para siswa. Sehingga novel ini cocok untuk dibaca orangtua, siswa, ataupun pengamat pendidikan, karena novel ini banyak mengandung ajaran moral tentang pendidikan.  





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar